Diawali dengan hilangnya mata pelajaran KKPI (Keahlian Komputer dan Pengelolaan Informasi) di kurikulum 2013, kemudian muncullah pelajaran Simulasi Digital pada kelas X SMK untuk semua jurusan selama 3 jam pelajaran. Saya sendiri kurang begitu tahu latar belakang mata pelajaran ini muncul pada K-13 saya hanya pernah membaca di group Facebook, bahwa Simulasi Digital ini adalah mata pelajaran “titipan” yang akan diuji cobakan selama 2 tahun sebelum nanti menjadi pelajaran permanen di SMK.
Munculnya mata pelajaran ini pada intinya (yang saya terima) adalah agar para siswa SMK tidak tertinggal dalam bidang Teknologi Informasi dan untuk “menyelamatkan” guru KKPI akibat dari hilangnya mata pelajaran KKPI di K-13. Mata pelajaran ini sebenarnya bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti KKPI akan tetapi masuk dalam struktur kurikulum jurusan (produktif) tapi yang mengajar adalah guru KKPI.
Karena mata pelajaran ini bukanlah mata pelajaran wajib maka beberapa sekolah memilih untuk tidak memasukkan mata pelajaran Simulasi Digital ke dalam struktur kurikulum mereka dengan alasan kurangnya fasilitas. Sedikit ulasan saja bahwa mata pelajaran Simulasi Digital ini pada tujuan utamanya adalah “memberikan bekal kepada siswa agar mampu mengomunikasikan gagasan atau konsep kepada orang lain melalui presentasi digital yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Teknologi informasi dan komunikasi juga memungkinkan seseorang membuat rekaan/tiruan (simulasi) dari kondisi yang sebenarnya sebagai peraga penyampaian informasi” (Buku Siswa Simdig Semester 1 versi 140713 – SEAMOLEC). Pokok bahasan pada Simulasi Digital ini antara lain: Komunikasi online, Kelas Maya (Edmodo), Presentasi Video, Simulasi Visual dan Buku Digital.
Untuk mendukung mata pelajaran ini fasilitas Teknologi Informasi memang sangat diperlukan karena untuk melaksanakan pokok-pokok bahasan tersebut siswa harus mengakses internet, untuk sekolah besar yang punya fasilitas Teknologi Informasi memadai bukanlah menjadi masalah apalagi dengan siswa yang hampir semuanya punya latar belakang ekonomi menengah keatas, laptop dan internet bukanlah hal sulit bagi mereka guru pengampu pun akan sangat mudah menjalankan apa yang sudah tertulis di Silabus Simulasi Digital. Bagaimana jika dibanding dengan sekolah kecil, sekolah-sekolah rintisan, sekolah pinggiran atau intinya sekolah yang masih “belajar berjalan” dengan fasilitas seadanya dan dengan murid yang punya latar belakang ekonomi kebawah, saya sendiri akan menjawab bahwa mengajar Simulasi Digital adalah tantangan.
Fakta tersebut ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pemberian materi Teknologi Informasi dalam Simulasi Digital ini seperti memberi level “expert” untuk pemain pemula, begaimana tidak jika kelas X yang seharusnya masih perlu pelajaran dasar seperti Mengidentifikasi PC Stand Alone dan Periferal Komputer sudah langsung diberikan materi “berat” seperti pembuatan, pengiriman email, google drive, google talk dan materi internet lainya. Jika mereka adalah jurusan TIK (TKJ, Mutimedia, RPL) tentu tak masalah karena mereka punya pelajaran produktif Periferal Komputer, tapi bagaimana jika mereka adalah jurusan TKR (Teknik Kendaraan Ringan) misalnya, yang tiap hari berurusan dengan mesin. Akhirnya yang akan terjadi adalah mereka bisa berkirim email tapi tidak bisa managemen data, bisa chatting tapi tidak bisa menghidupkan dan mematikan computer secara benar, bisa membuat film tapi tak bisa menyimpan ke folder.
“Toh anak TK sekarang sudah pandai main internet….”, wow sebuah pernyataan yang super sekali!! Coba pikirkan lagi dimana survey ini dilakukan, ditengah kota-kah?dipinggir kota?di pedesaan?di pulau terpencil??, maaf Indonesia tercinta ini bukan hanya Jakarta saja.
Lalu bagaimana solusinya??....
Kembalikan materi Teknologi Informasi secara menyeluruh ke struktur kurikulum SMK! karena semua ilmu harus dimulai dari dasar dan menyeluruh tidak bisa diberikan langsung di ujungnya. Film/cerpen/novel punya alur cerita dari pengenalan tokoh sampai ke anti klimaks, begitupun ilmu semua dimulai dari dasar.
Jika Simulasi Digital menjadi pengganti KKPI seharusnya bukan materi diganti secara total dan diberikan setengah-setengah tapi diperbaharui, pendidikan ini untuk anak bangsa yang “katanya” generasi emas yang tersebar di seluruh pelosok Negeri dengan berbagai kondisi. Jangan malah dikebiri karena kepentingan pribadi.
Download:
RPP Simulasi Digital Semester 1
Silabus Simulasi Digital
Download:
RPP Simulasi Digital Semester 1
Silabus Simulasi Digital
Wis, mantep pak
BalasHapus